PENGARUH
METODE MENGHAFAL TERHADAP PENINGKATAN ASPEK KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN
HADITS DI KELAS VIII MADRASYAH
TSANAWIYAH NAHDLATUL WATHAN SAMAWA TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Oleh
NAMA : MUH.
FIRDAUS IMRAN
NIM : 2012102010793
N.I.R.M : 2012.4.102.0001.1.00767
PROGRAM : PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM
NAHDLATUL WATHAN SAMAWA SUMBAWA BESAR 2016
PENGARUH
METODE MENGHAFAL TERHADAP PENINGKATAN ASPEK KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN
HADITS DI KELAS VIII MADRASYAH
TSANAWIYAH NAHDLATUL WATHAN SAMAWA TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan
Kepada
Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Wathan Samawa Sumbawa Besar Dalam Rangka
Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Serjana Seterata Satu Pendidikan
Agama Islam
Oleh
NAMA : MUH. FIRDAUS IMRAN
NIM : 2012102010793
N.I.R.M : 2012.4.102.0001.1.00767
PROGRAM : PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NAHDLATUL WATHAN SAMAWA SUMBAWA BESAR
2016
LEMBAR PERSETUJUAN
SKRIPSI
PENGARUH
METODE MENGHAFAL TERHADAP PENINGKATAN ASPEK KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN
HADITS DI KELAS VIII MADRASYAH TSANAWIYAH NAHDLATUL WATHAN SAMAWA TAHUN
PELAJARAN 2016/2017
Telah Memenuhi Syarat dan
Disetujui :
Pembimbing
I Tanggal,
2016
HJ. HALIMAH,
SS. M.Pd.I
Nup. 40.07.102.0005
Pembimbing
II Tanggal, 2016
SUSANTI, M.Pd.I
Nup.
NOTA
DINAS Sumbawa
Besar, 06 Februari 2017
Hal : Munaqasyah
Kepada Yth.
Ketua STAI NW Samawa
di-
Sumbawa Besar
ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOÏm§9$#
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Setela
diperiksa dan diadakan perbaikan sesuai dengan perunjuk, kami berpendapat bahwa
skripsi saudara :
Nama : MUH.
FIRDAUS IMRAN
NIM : 2012102010793
NIMKO : 2012.4.102.0001.1.00767
Jurusan : Pendidikan
Agama Islam
Institusi : STAI NW
Samawa Sumbawa Besar
JUDUL : PENGARUH
METODE MENGHAFAL TERHADAP PENINGKATAN ASPEK KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN
HADITS DI KELAS VIII MADRASYAH TSANAWIYAH NAHDLATUL WATHAN SAMAWA TAHUN
PELAJARAN 2016/2017
Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang
munaqasyah skripsi jurusan Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam
Nahdlatul Wathan Samawa Sumbawa Besar. Untuk itu kami berharap agar skripsi ini
dapat segera dimunawasyahkan.
Pembimbing
I Pembimbing
II
HJ.HALIMAH,SS.M.Pd.I
SUSANTI, M.Pd.I
Nup. 40.07.102.0005 Nup. -
LEMBAR
PENGESAHAN
PENGARUH
METODE MENGHAFAL TERHADAP PENINGKATAN ASPEK KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN
AL-QUR’AN HADITS DI KELAS VIII MADRASYAH TSANAWIYAH NAHDLATUL WATHAN SAMAWA
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
MUH. FIRDAUS IMRAN
NIM 2012102010793
NIMKO 2012.4.102.0001.1.00767
Dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi
Program Study Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam
Nahdlatul Wathan Samawa
Sumbawa Besar
H a r i :
Tanggal :
TIM PENGUJI
1
|
( ketua )
|
(………………….)
|
|
2
|
( skretaris )
|
(………………….)
|
|
3
|
( penguji I)
|
(………………….)
|
|
4
|
( penguji II)
|
(………………….)
|
Mengetahui
Ketua STAI NW Samawa
Drs. H.M.
Putera Akbar, M.Pd.I
NUP.
04.07.102.0002
Motto;
$¯RÎ) ß`øtwU $uZø9¨tR tø.Ïe%!$# $¯RÎ)ur ¼çms9 tbqÝàÏÿ»ptm:
“Sesungguhnya Kami-lah yang
menurunkan Al Quran,
dan sesungguhnya Kami pula yang
memeliharanya”.
(
Q.S Al-Hijr Ayat 9 )
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan:
Ø Almarhum Ayahanda (Maliki) dan Ayah Tiri (Muksin) dan
Ibunda tercinta (Siti Marijah), tiada kasih setulus kasihmu, terimalah setitik
bukti dari sebuah kesuksesan yang dapat Ananda raih dari perjuangan dan
pengorbananmu, hanya doa yang dapat Ananda panjatkan, semoga pengorbananmu
mendapat imbalan di sisi Allah SWT. Amiin.
Ø Saudara sejiwaku (Muhammad Marjan Saleh,
S.Pd.I, Muhammad Abdul Aziz, dan adik ku terayang Ulfa Khairunnisa’) yang
memberikan kasih sayang dan inspirasi untuk selalu maju.
Ø Sepupuku
Mustamli, S.Pd.I, Sapriandi, S.Pd.I, Muh.
Fathoni Iskandar, yang selalu memberikan nasihat-nasihat yang
membangun.
Ø Rekan-rekan Mahasiswa yang selalu memberikan semangat.
Ø Almamaterku yang sangat aku cintai yang mampu menciptakan
insan-insan pengabdi yang hakiki.
PERNYATAAN
KEASLIAN
Saya
yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : MUH. FIRDAUS IMRAN
NIM : 2012102010793
NIMKO : 2012.4.102.0001.1.00767
Program : PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
Instusi : SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
Sebagai
penulis menyatakan bahwa “Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan
bahan-bahan yang dipergunakan dalam skripsi ini berasal sumber-sumber yang sah
dan dapat di pertanggung jawabkan”.
Sumbawa Besar, 06 Februari 2017
Penulis
MUH. FIRDAUS
IMRAN
NIM. 2012102010793
ABSTRAK
MUH.
FIRDAUS IMRAN. 2017; PENGARUH METODE MENGHAFAL TERHADAP PENINGKATAN ASPEK
KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS DI KELAS VIII MADRASYAH
TSANAWIYAH NAHDLATUL WATHAN SAMAWA TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Pembimbing
I : Hj. Halimah, SS, M.Pd.I
Pembimbing
II : Susanti, M.Pd.I
Manusia lahir ke dunia dibekali dengan
kemampuan motorik yang berfungsi untuk mempermudah manusia beradaptasi dengan
lingkungannya sebagai awal dari proses belajarnya untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode yang tepat guna akan
mempermudah peserta didik beradaptasi dengan pelajaran yang disampaikan
sehingga mampu dipahaminya dengan mudah dan pada akhirnya tujuan pembelajaran
dan pendidikan akan tercapai. Salah satu yang digunakan untuk menyampaikan
pelajaran adalah metode menghafal. Metode ini diyakini sebagai sebuah bentuk
asimilasi otak anak dengan lingkungan barunya (pelajaran atau teori baru yang
belum dikenalnya). Dengan metode menghafal, peserta didik diharapkan mampu
mengingat pelajaran atu teori baru kemudian mengolahnya ketingkat selanjutnya
dalam adpek kognitif.
Permasalahn yang menjadi fokus dalam
penelitian ini ada dua macam, pertama tentang ada tidaknya Pengaruh Metode
Menghafal Terhadap Peningkatan Aspek Kognitif Siswa Pada Mata Pelajaran
Al-Qur’an Hadits Siswa Kelas VIII Madrasyah Tsanawiyah Nahdlatul Wathan Samawa
Tahun Pelajaran 2016/2017.
Populasi penelitian ini adalah siswa
Madrasyah Tsanawiyah Nahdlatul Wathan Samawa, pengumpulan data yang digunakan
adalah observasi, angket, interview dan observasi. Tehnik analisis data yang
digunakan adalah analisis statistik korelasi product moment.
Hasil penelitian menunjukkan adanya
Pengaruh Metode Menghafal Terhadap Peningkatan Aspek Kognitif Siswa Pada Mata
Pelajaran Al-Qur’an Hadits Siswa Kelas VIII di Madrsyah Tsanawiyah Nahdlatul
Wathan Samawa Tahun Pelajaran 2016/2017.
Kata
Kinci : Pengaruh Metode Menghafal, Asprk Kognitif
KATA
PENGANTAR
ÉÉÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOÏm§9$#
Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat, hidayah, dan karunia-nya kepada kita
semua sehingga kami dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “PENGARUH METODE MENGHAFAL TERHADAP
PENINGKATAN ASPEK KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS DI KELAS
VIII MADRASYAH
TSANAWIYAH NAHDLATUL WATHAN SAMAWA TAHUN PELAJARAN 2016/2017”.
Laporan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan
pendidikan pada program
Strata-1 di jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiah.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai
pihak. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa trima kasih
kepada :
1.
Bapak Drs. H.M. Putera Akbar, M.Pd.I
Selaku Ketuan STAI NW Samawa Sumbawa Besar.
2.
Bapak Lahmuddin, M.Pd.I Selaku Ketua
Jurusan Program Studi Pendidikan Agama Islam STAI NW Samawa Sumbawa Besar.
3.
Bapak Syaifullah, S.Pd Selaku Ketua LP3M
STAI NW Samawa Sumbawa Besar.
4.
Ibu
HJ. Halimah, M.Pd.I Selaku Pembimbing I
5.
Ibu
Susanti, M.Pd.I Selaku Pembimbing II
6.
Bapak Lahmuddin, M.Pd.I Selaku Kepala
MTs NW Samawa besarta dewan guru dan staf tata usaha yang telah memberikan
informasi dan petunjuk dalam penyusunan skripsi ini.
7.
Rekan-rekan mahasiswa yang selalu
memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
8.
Semua pihak yang telah membantu
penulisan bail secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi
ini.
Akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan proposal penelitian ini masih banyak kekurangan
sehingga untuk menyempurnakan-nya
penulis mengharapkan kritik dan
saran yang
bersifat membangun dimasa yang akan datang dan semoga proposal penelitian ini
dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan sesuai dengan bidang kajian
yang diteliti.
Sumbawa Besar, 30 Januari 2017
Penulis
DAFTAR
ISI
LEMBAR JUDUL ...................................................................................................... i
LEMBAR PENGAJUAN ........................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................................... iii
NOTA DINAS .............................................................................................................. iv
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................ v
MOTTO ........................................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN ....................................................................................................... vii
PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................................... viii
ABSTRAK ................................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................................ x
DAFTAR ISI ................................................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A.
Latar
Belakang .................................................................................. 1
B.
Rumusan
Masalah .............................................................................. 5
C.
Tujuan
Masalah .................................................................................. 5
D.
Manfaat
Penelitian ............................................................................. 5
E.
Penegasan
Istilah ............................................................................... 7
F.
Hipotesis
............................................................................................ 8
G.
Sistematika
Pembahasan .................................................................... 8
BABII KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 10
A.
Metode
Menghafal ............................................................................ 10
1.
Pengertian Metode Menghafal ................................................. 10
2.
Macam-macam Metode Menghafal ......................................... 11
3.
Fungsi Menghafal .................................................................... 11
B.
Aspek Kognitif .................................................................................. 12
C.
Mata
Pelajaran Al-Qur,an Hadits ...................................................... 14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................................ 19
A.
Desain Penelitian ............................................................................... 19
B.
Populasi
dan Sampel .......................................................................... 20
C.
Instrumen Penelitian .......................................................................... 21
D.
Tehnik
Analisis Data ......................................................................... 23
BAB
IV.... HASIL PENELITIAN ............................................................................. 25
A.
Gambaran Umum MTs NW Samawa ................................................ 25
1. Sejarah
Berdirinya MTs NW Samawa ......................................... 25
2. Letak
Geografis MTs NW Samawa ............................................ 28
3. Visi-Misi,
Tujuan dan Indikator MTs NW Samawa .................... 28
4. Struktur
Organisasi MTs NW Samawa ....................................... 31
5. Keadaan
Sarana dan Prasarana MTs NW Samawa ..................... 33
B.
Pengaruh Metode Menghafal terhadap
Peningkatan Aspek Kognitip Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Kelas VIII
Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Wathan Samawa 36
BAB
V ..... PENUTUP ................................................................................................. 54
A.
Kesimpulan ........................................................................................ 54
B.
Saran-Saran ........................................................................................ 54
DAFTAR
PUSTAKA ................................................................................................. 55
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu upaya
mewariskandan membudidayakan nilai-nilai yang akan menjadi sebuah rel bagi
manusia dalam menjalani kehidupan sekaligus sebagai sebuah solusi alternatif
untuk memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia.
Tanpa pendidikan
dimungkinkan kehidupan manusia akan tetap bergerak ditempat tanpa melahirkan
generasi-generasi baru yang mempunyai rancangan masa depan untuk memperbaharui
peradaban manusia. Pendidikan merupakan sebuah harga mati demi menciptakan
sebuah tatanan baru yang lebih maju dan bersaing.
Pendidikan yang direncanakan dengan matang dan
dilaksanakan tapat sasaran akan memberikan hasil yang sangat memuaskan bagi
guru. Sebagai pendidik, dan siswa, sebagai peserta didik,
namun satu hal yang perlu
diperhatikan oleh semua elemen yang terlibat dalam pendidikan adalah bagaimana
menciptakan pendidikan yang mampu berperan dalam kehidupan dalam jangka panjang
tidak haya jangka pendek.
Proses belajar-mengajar merupakan inti dalam
pendidikan. Terjadi proses belajar-mengajar bayak didasarkan berbagai pandangan
dan konsep. Bruce dan Marshal Weil
mengemukakan 22 model mengajar, kemudian dibagi menjadi 4 bagian, yaitu proses
informasi, perkembangan pribadi, interaksi sosial dan modifikasi tingkah laku
(Moh. Uzer Usman, 2008:4). Proses belajar-mengajar merupan instrument untuk
mencapai tujuan pendidikan itu sendiri. Dalam kegiatan belajar-mengajar ada
ketenntuan tujuan yang telah digariskan oleh pemerintah supaya agar dicapai
oleh peserta didik, maka seorang guru mempunyai peran yang cukup besar dan
dituntut mampu membuat “scenario”
yang bias mengantarkan peserta didik mencapai kompetensi yang telah disiapkan
oleh pemerintah.
Guru sebagai pendidik atau pengajar merupakan faktor
penetu kesuksesan setiap usaha pendidikan,
itulah sebabnya setiap pembincanganmengenai pembaharuan
kurikulum. Pengadaan alat-alat belajar sampai pada kriteria SDM yang dihasilkan
oleh usaha pendidikan selalu bermuara pada guaru.Hal ini menunjukkan betapa
signifikan posisi guru dalam pendidikan.Mengingat hal ini maka tentunya
profesionalisme guru didalam pendidikan sangat diperlukan guru memperbaiki mutu
pendidikan kita yang semakin menurun.
Adapun profesionalisme guru sebagai penunjang
kelancaran guru dalam melaksanakan tugasnya sangat dipengaruhi oleh berbagai
factor baik internal yang meliputi : minat dan bakat ataupun eksternal yang
baekaitan dengan lingkungan sekolah, sarana dan prasarana serta tingkat
kesejahteraan guru. Dalam proses belajar-mengajar setidaknya guru
merencanakan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kondisi sekolah dan
keadaan peserta didik. Seorang guru harus mampu membaca dan merekam pembicaraan
yang mengitari sekolah dan peserta didik. Salah satu yang dipersiapkan oleh
guru adalah metode mengajar yang akan digunakan dalam proses belajar-mengajar.
Metode mengajar sangat
mempengaruhi terhadap kelancaran dan keberhasilan proses belajar-mengajar.
Guru yang profesiaonal dan ompeten dapat menciptakan
suasana belajar yang efektif, menarik dan menyenangkan bagi peserta didik dan
mampu mengelola kelas sehingga keberhasilan belajar peserta didik berada dalam
tahap optimal (Moh. Uzer Usman, 2008:9).
Salah satu “metode kuno” yang masih diterapkan
disekolah-sekolah keagamaan (Madrasah atau Diniyah) adalah metode menghafal.
Metode ini merupakan metode
yang sudah tua tetapi entah mengapa metode ini masih dipakai kebanyakan
pesantren-pesantren yang merupakan model atau cirri khas pendidikan bangsa
Indonesia. Metode menghafal ini pasti memberikan danpak terhadap
aspek-aspek pendidikan (kognitif, afektif dan psikomotorik). Maka persoalan ini
cukup menarik bagi penulis untuk diangkat kepermukaan, sebernya ada apa dibalik
metode menghafal meskipun sudah dianggap asing, tetapi tetap diterapkan di
lembaga atau sekolah-sekolah keagamaan (pesantren, madrasah atau diniyah).
Namun dalam penelitian ini penulis Cuma mencakupkan pengaruh metode menghafal
aspek kognitif saja.
Sebenarnya dalam buku-buku pendidikan,yang selama ini
penulis baca,tidak pernah ditemukan pembahasan tentang metode menghafal. Meskipun
begitu entah kenapa metode ini digunakan di sekolah-sekolah agama.
Penulis beranggapan bahwa
metode menghafal ini bisa dikatakan sebagai “metode warisan” yang diwariskan
oleh para Ulama yang kemudian dilestarikan oleh para muridnya sebagai bentuk
pemuliaan kepada gurunya. Para pemakai metode menghafal juga
dapat disalahkan karena karena mungkin mereka mengikuti jejak Nabi Muhammad
yang menerapkann metode menghafal kepada para sahabatnya dalam penyebarann
wahyu Allah SWT. Dengan perkembangan zaman yang diikuti dengan perkembangan
dalam dunia pendidikan maka metode menghafal merupakan salah satu cara untuk
mengembangkan domain kognitif yang merupakan rananh yang harus disentuh dalam
pendidikan. Berbicara dengan menghafal maka tidak akan bisa menghindar dari
ingatan.
Mungkin
belajar bukanlah menghafal itu sendiri yang selama ini diyakini oleh
orang-orang desa, namun menghafal adalah bagian dari belajar itu sendiri. Menghafal
adalah bagian atau awal dari cara untuk menumbuhkan daya ingatan, sedangkan
belajar tanpa ingatan maka suatu hal yang tidak mungkin ( Alex Sobur, 2003:260
).
Salah satu alasan peneliti mengangkat judul
pengaruh metode menghafal tersebut, karena berawal dari sebuah pengalaman peneliti
di saat peneliti sedang melaksanakan PPL di Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul
Wathan Samawa, peneliti di percaya memegang mata pelajaran al-qur’an hadits,
dan saat itu peneliti menearapkan metode tersebut, dengan metode tersebutlah
siswa Madrasah Tsanawiyah Nadlatul Wathan Samawa cepat menangkap, cepat
memahami pelajaran yang di pelajari karena dengan menghafal tersebut siswa
Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Wathan Samawa jadi lebih mudah mengenal, memahami
hadits-hadits, dan mengetahui arti kandungan hadits yang di ajarinya, oleh
sebab itulah peneliti mengangkat judul “Pengaruh Metode Menghafal Terhadap
Peningkatan Aspek Kognitif Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Di Kelas VIII Madrasyah
Nahdlatul Wathan Samawa 2016/2017”.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan
pada uraian latar belakang masalah tersebut diatas, maka untuk lebih
mengarahnya penelitian, permasalahan dalam skripsi ini dirumuskan secara
operasional sebagai berikut :
Bagaimana
pengaruh metode menghafal terhadap peningkatann aspek kognitif pada mata pelajaran
Al-Qur’an Hadits siswa kelas VIII di Madrasyah Tsanawiyah Nahdlatul Wathan Samawa Tahun Pelajaran 2016/2017?
C.
TUJUAN
PENELITIAN
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan-tujuan
penelitian dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui bagian penerapan metode menghafal
dengan perkembangan aspek kognitif pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits siswa kelas
VIII Madrasyah Tsanawiyan Nahdlatul
Wathan Samawa Tahun 2016/2017.
D.
MANFAAT
PENELITIAN
1.
Untuk Sekolah
a.
Sebagai masukan yang membangun guna meningkatkan
kualitas lembaga pendidikan yang ada, termasuk para pendidik yang ada di
dalamnya, dan penentu kebijakan dalam lembaga pendidikan, serta pemerintah
secara umum.
b.
Bila penelitian ini selesai
dilaksanakan, dalam hal ini Madrasyah Tsanawiyah Nahdlatul Wathan Samawa dapat
mengambil manfaat dengan adanya peningkatan kemampuan siswa dan dapat dijadikan
sebagai masukkan data serta rujukan dalam mengambil suatu keputusan dalam
proses pembelajaran di masa yang akan datang.
2.
Untuk Guru
Hasil
penelitian ini dapat menjadi bahan masukan guna meningkatkan motivasi belajar,
dalam mencapai target belajar siswa yang diinginkan dalam melaksanakan pembelajaaran
Al-Qur’an Hadits.
3.
Untuk
Lembaga Almamater (STAI NW SAMAWA)
Penelitian ini sangat berguna sekali bagi almamater di
samping sebagai dokumentasi juga berguna sebagai bahan informasi baru dan telah
ilmiah dalam mengkaji dan memperkaya pengetahuan yang baru.
4.
Bagi
Penulis
Penelitian ini dapat memperluas cakrawala daya befikir
penulis sehingga dapat menambah dan meningkatkan motivasi mengajar dan mencari
ilmu tanpa hentinya, dan juga akan selalu merangsang penulis untuk mencari dan
menelaah ilmu yang belum diketahui, serta sebagai syarat memperoleh gelar
sarjana Pendidikan Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul
Wathan Samawa Sumbawa
Besar.
E. PENEGASAN
ISTILAH
Adapun
penegasan istilah dalam judul penelitian ini agar penelitian lebih sistematis
dan terarah adalah sebagi berikut :
1.
Metode berasal dari kata method dalam bahasa Inggris yang berarti
cara. Metode adalah cara yang tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu.(Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, 1995), hlm.
9. Selain itu Zuhairi juga
mengungkapkan bahwa metode berasal dari bahasa Yunani (Greeka) yaitu
dari kata “metha” dan “hodos”. Metha berarti melalui atau
melewati, sedangkan kata hodos berarti jalan atau cara yang harus
dilalui atau dilewati untuk mencapai tujuan tertentu. (Zuhairi, Metodologi Pendidikan Agama, 1993),
hlm. 66.
2.
Aspek
kognitif adalah salah satu domain dalam rumusan tujuan intraksional yang
meliputi ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi
(Sukardjo & Ukim
Komaruddin, 2010:60).
3.
Mata pelajaran Al-Qur’ah Hadits merupakan unsur mata pelajaran pendidikan agama Islam pada Madrasah
Tsanawiyah yang merupakan kepada peserta didik untuk memahami Al-Qur’an dan
Hadits sebagai sumber ajaran agama Islam dan mengamalkan isi pandangannya
sebagai petunjuk dan landasan dalam kehidupan sehari-hari Departemen Agama, Standar Kompetensi, (
Jakarta: 2004), hal: 4
Mata pelajaran
al-qur’an hadits merupakan unsur mata
pelajaran PAI pada Madarsah Tsanawiyah yang memberikan pendidikan kepada siswa
untuk memahami Al-Qur’an Hadits sebagai sumber ajaran agama islam dan mengamalkan
isi kandungan sebagai petunjuk hidup dalam kehidupan sehari-hari (Depag RI, KBK kurikulum (
Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2003).
F.
HIPOTESIS
Hipotesis berdasal dari bahasa latin yaitu “Hypo” yang artinya “ dibawah “ dan thesa” yang artinya “ kebenaran”. Jadi,
hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul ( Arikunto, 2013 : 110
).
Berdasarkan defenisi diatas, dapat dikatakan
bahwa hipotesis adalah suatu anggapan sementara terhadap
permasalahan yang perlu dibuktikan kebenarannya melalui data-data yang
dikumpulkan dalam penelitian.
Berdasarkan teori dan kerangka berfikir yang
telah diuraikan diatas maka hipotesis yang telah diajukan dalam penelitian ini
adalah hipotesis alternatif ( Ha ) yang berbunyi :
Ha : “hubungan
negatif dan tidak signifikan antara penerapan metode menghafal terhadap
peningkatan aspek kognitif siswa mata pelajaran al-qur’an hadits Madrasah Tsabawiyah
Nahdlatul Wathan Samawa Tahun Pelajaran 2016/2017”.
G.
SISMATIKAN
PEMBAHASAN
Untuk memproleh gambaran yang jelas dalam pembuatan
skripsi, maka pembahasannya diatur dalam bentuk bab demi per bab. Secara garis
besar pembahasan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
BAB
I Pendahhuluan
yang berisi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat
Penelitian, Pengesahan Masalah, Hipotesis, dan sistematika pembahasan.
BABA
II Kajian
pustaka yang berisi tentang, Metode menghafalan, aspek kognitif, dan Mata Pelajaran
Al-Qur’an Hadits.
BAB
III Metodelogi
penelitian; yang berisi tentang desain penelitian, populasi dan sampel, Instrumen Penelitian, tehnik
analisi data.
BAB
IV Hasil
Penelitian; yang berisi tentang gambaran umum MTs NW Samawa yang berisi
tentang, sejarah berdirinya MTs NW Samawa, letak geografis, visi misi, struktur
organisasi, keadaan sarana dan prasarana. pengaruh metode menghafal terhadap aspek
kognitif siswa kelas viii pada mata pelajaran al-qur’an hadits madrasah
tsanawiyah nahdlatul wathan samawa
BAB
V Penutup
yang berisi tentang; kesimpulan dan saran-saran.
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
A. METODE MENGHAFAL
1.
Pengertian Metode Menghafal
Metode berasal dari kata method dalam bahasa Inggris
yang berarti cara. Metode adalah cara yang tepat dan cepat dalam melakukan
sesuatu (Ahmad Tafsir, 1995, hlm. 9). Kata menghafal juga berasal dari kata حفظا – يحفظ
– حفظ yang berarti menjaga, memelihara dan melindungi (Mahmud Yunus,
1990, hlm. 105).
Dalam kamus
Bahasa Indonesia kata menghafal berasal dari kata hafal yang artinya telah
masuk dalam ingatan tentang pelajaran atau dapat mengucapkan di luar kepala
tanpa melihat buku atau catatan lain. Kemudian mendapat awalan menjadi menghafal yang artinya adalah berusaha meresapkan ke dalam pikiran
agar selalu ingat (Desy anwar, 2003 hlm. 318).
Adapun menghafal adalah kemampuan untuk memproduksi
tanggapan-tanggapan yang telah disimpan secara cepat dan tepat, sesuai dengan
tanggapan-tanggapan yang diterimanya (Alex
Sobur, 2003:260).
Sedangkan Baharudin
mendefinisasikan menghafal dengan “penanaman asosiasi kedalam jiwa”
(Baharuddin, 2010:113).
Dalam proses menghafal, kemampuan antar individu
sangat berpariasi yaitu : ada individu yang cepat dalam menghafal da ada pula
yang lamban dalam menghafal bahan yang dihadapi. Oleh karena itu, ada beberapa
faktor yang harus diperhatikan oleh individu agar dapat menunjang keberhasilan
dalam menghafal, yaitu (Burhanuddin, 2010:115) :
a.
Adanya
perhatian yang cukup dari individu terdapat obyek hafalan.
b.
Adanya
kemauan yang sangat besar dari dalam individu yang hal itu tanpa ada paksaan.
c.
Dilakukan
secara berulang-ulang dan teratur.
d.
Penyusunan
sistematis terhadap bahan yang akan dipekajarinya sehingga mudah dipelajari.
2.
Macam-Macam Metode Menghafal
Baharuddin membedakan metode menghafal menjadi tiga
macam, yaitu (Baharuddin, 2010:114) :
a.
Sistem Fardhi
b.
Sistem Jama'i
c.
Meghafal
secaramekanis
d.
Meghafal
secara logis
e.
Menghafal
secara memoteknis
3.
Fungsi Menghafal
a.
Menghafal
berfungsi sebagai salah satu tehnik untuk meningkatkan memori ingatan.
b.
Menghafal
sebagai bentuk latihan mental
B. ASPEK KOGNITIF
Istilah
“Cognitive” berasal dari kata cognition artinya adalah pengertian,
mengerti. Kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat
susunan saraf pada waktu manusia sedang berpikir (Gagne dalam Jamaris, 2006).
Pengertian yang luasnya cognitionadalah
perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan (Neisser, 1976). Menurut para
ahli, tingkah laku seseorang/anak itu senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu
tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi.
Teori kognitif memiliki asumsi filosofis, yaitu :
bahwa sanya pengetahuan dapat diperoleh dengan cara memfungsikan pikiran (M.
Sukardjo & Ukim Komaruddin, 2010:50). Pembejaran terjadi dikarnakan adanya
kemampuan untuk menapsirkan apa yang telah diterima dari lingkungan yang mengitarinya.
Aspek kognitif sebagian besar ditentukan oleh menipulasi
dan interaksi aktif anak dengan lingkungan.
Pengetahuan datang dari tindakan.
Piaget yakni bahwa
pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya
perubahan perkembangan, sementara itu bahwa interaksi sosial dengan teman
sebaya, khususnya berargumentasi dan berdiskusi membantu memperjelas pemikiran
yang pada akhirnya membuat pemikiran itu menjadi lebih logis.
Skema steruktur kognitif adalah proses suatu cara
mengorganisir dan merespon berbagai pengalaman. Dengan kata lain, skema adalah
suatu pola sistematis dari tindakan, prilaku, pikiran, dan strategi pemeahan
masalah yang memberikan suatu kerangkapemiiran dalam menghadapi berbagai
tantangan dan jenis situasi. Adaptasi struktur fungsional adalah sebuah istilah
yang digunakan oleh piaget untuk menunjukkan pentingnya pola hubunhan individu
dengan lingkungannya dalam proses perkembangan kognitif (Sukardjo & Ukim
Komaruddin, 2010:52).
Menurut teori piaget, dalam Abdul
Chaer setiap individu
pada saat tumbuh melalui bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak usia dewasa
mengalami empat tingkat perkembangan kognitif (Abdul Chaer, 2003:106) yaitu :
1.
Tahap
Sensori-Motor (0-2)
Tahap ini muncul sebelum perkembangan dimulai. Intelegensi
sensori-motor dipandang sebagai intelegensi praktis yang berpaidah untuk
belajar berbuat terhadap lingkungannya sebelum mampu berfikir mengenai apa yang
ia perbuat. Intelegensi pada tahap ini masih bersifat primitive, namun
merupakan intelegensi dasar yang sangat berarti untuk menjadi fondasi
tipe-tipeintelegensi tertentu yang akan dimiliki anak kelak karena tahapan ini
kecerdasan telah mempunyai struktur yang didasarkan pada aksi dan
gerakan-gerakan serta pengamatan tanpa bahasa. Sebelu usia 18 bulan, anak belum
mengenal benda apapun yang tidak ia lihat, tidak ia sentuh, atau ia tidak
mendengar tidak ada meskipun sesungguhnya benda itu ada. Dalam rangka 18-24
bulan barulah kemampuan anak tersebut muncul secara bertahap dan sistematis.
2.
Tahap
Pra Operasiona (2-7)
Pada tahap ini anak sudah memiliki penguasaan sempurna
tentang oject permanence. Artinya, anak tersebut sudah memiliki kesabaran akan
atetap eksisnya suatu benda yang harus ada atau munculnya suatu peristiwa yang
disebut fungsi simbolik, walaupun
benda tersebut sudah ia tinggalkan atau sudah tak diliat, didengar atau
disentuh lagi. Jadi, pandangan terhadap eksistensi benda tersebut berbeda
dengan pola pandangan pada priode sensori-motor, yakni tidak bergantung lagi
pada pengamatannya belaka.
3.
Tahapan
Konkret-operasional (7-12)
Pada priode ditandai oleh adanya tambahan kemampuan
yang disebut sistem of operation (
suatu langkah berfikir ) yang bermanfaat untuk mengkoordinasikan pemikiran dan
idenya dengan pristiwa tentu dalam pemikiran sendiri.
4.
Tahap
Formal-operasional (12-dewasa)
Pada priode ini seorang remaja telah memiliki
kemampuan mengkoordinasikan baik secara simultan maupun berturutan dengan
rangka kemampuan kognitif.
C. MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS
1.
Pengertian
Al-Qur’an Hadits
Di dalam
GBPP SMP/MTS Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kurikulum tahun 1994, dinyatakan
bahwa yang dimaksud dengan pendidikan agama islam ialah “usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan
agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan dengan
memperhatikan tuntunan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan
antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional” (
Muhaimin, 2002), hal: 75-76 .
Dalam hal ini
pendidikan agama mengembangkan kemampuan siswa untuk memperteguh iman dan taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia/berbudi pekerti luhur dan
menghormati penganut lainnya. Dan Mata
Pelajaran Al-Qur’an Hadits termasuk di dalam rumpun mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam yang mana tujuan dan fungsi mata pelajaran Al-Qur’an Hadits tidak
jauh dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Peran dan
efektifitas pendidikan agama di madrasah sebagai landasan pengembangan
spiritual untuk kesejahteraan masyarakat. Pendidikan Al-Qur’an Hadits di
Madrasah Tsanawiyah sebagai bagian yang integral dari pendidikan agama, memang
bukan satu-satunya faktor yang menentukan dalam pembentukan watak dan
kepribadian peserta didik, tetapi secara subtansial mata pelajaran Al-Qur’an
dan Hadits memiliki kontibusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik
untuk mempraktekkan nilai-nilai agama sebagai terkandung dalam Al-Qur’an dan
Hadits dalam kehidupan sehari-hari.
Mata
pelajaran Al-Qur’ah Hadits merupakan unsur mata pelajaran pendidikan agama
Islam pada Madrasah Tsanawiyah yang merupakan kepada peserta didik untuk
memahami Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber ajaran agama Islam dan mengamalkan
isi pandangannya sebagai petunjuk dan landasan dalam kehidupan sehari-hari. (Departemen
Agama, Standar Kompetensi, ( Jakarta: 2004).
2. Tujuan Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Tujuan pembelajaran adalah
suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku
atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil
belajar yang diharapkan, (B. Uno, Hamzah, Perencanaan Pembelajaran,
2009). Berangkat dari pengertian yang dikemukakan oleh ahli diatas, penulis
menarik kesimpulan bahwa tujuan pembelajaran Qur’an Hadits adalah sesuatu yang hendak dicapai setelah kegiatan pembelajaran Quran
Hadits, atau dengan kata lain tercapainya perubahan perilaku pada siswa yang
sesuai dengan kompetensi dasar setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Tujuan
tersebut dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang spesifik dan
diwujudkan dalam bentuk prilaku atau penampilan sebagai gambaran hasil belajar.
Tujuan
pembelajaran Qur’an Hadits pada
dasarnya merupakan rumusan bentuk-bentuk tingkah laku yang akan dimiliki siswa
setelah melakukan proses pembelajaran. Perumusan tujuan pembelajaran Qur’an
Hadits merupakan
panduan dalam memilih materi pelajaran, menentukan strategi pembelajaran dan
memilih alat-alat pembelajaran yang akan digunakan sebagai media pembelajaran,
dan sebagai dasar bagi guru untuk mengantarkan siswa mencapai standar
kompetensi yang telah ditetapkan. Selain itu, perumusan tujuan juga dapat
dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan alat-alat penilaian hasil belajar.
Untuk
merumuskan tujuan pembelajaran Qur’an Hadits dengan baik, maka tujuan tersebut harus:
a.
Berorientasi
pada kepentingan siswa, bukan pada guru.
Titiktolaknya adalah perubahan tingkah laku setelah proses pembelajaran.
b.
Dinyatakan
dengan kata kerja yang operasional, yaitu menunjuk pada hasil perbuatan yang
dapat diamati dan diukur hasilnya dengan alat ukur tertentu, (Asnawir
dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, 2002:138).
3.
Fungsi Mata
Pelajaran Al-Qur’an Hadits
Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits mempunyai
tujuan dan fungsi, dan tujuan itu sendiri agar peserta didik bergairah untuk
membaca Al-Qur’an dan Al-Hadits dengan baik dan benar,serta mempelajarinya,
memahami, meyakini kebenarannya, dan mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai yang
terkandung di dalamnya sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh aspek
kehidupannya. Sedangkan fungsi dari mata pelajaran Al-Qur’an dan Hadits pada
madrasyah memiliki fungsi sebagai berikut:
a.
Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan peserta didik dalam meyakini kebenaran ajaran Islam yang telah mulai
dilaksanakan dalam lingkungan keluarga maupun jenjang pendidikan sebelumnya.
b.
Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam
keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran islam peserta didik dalam kehidupan
sehari-hari.
c.
Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari
lingkungan atau budaya lain yang dapat membahayakan diri peserta didik dan
menghambat perkembangannya menujumanusia Indonesia seutuhnya yang beriman dan
bertaqwakepada Allah Swt.
d.
Pembiasaan, yaitu menjadikan nilai-nilai Al-Qur’an dan
Hadits sebagai petunjuk dan pedoman bagipeserta didik dalam kehidupannya
sehari-hari. (Departemen Agama, Standar Kompetensi, ( Jakarta: 2004 : 5).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. DESAIN
PENELITIAN
Sebagai langkah awal dalam melakukan suatu
penelitian adalah membuat desain suatu penelitian atau menentukan
langkah-langkah dalam penelitian. Desain
penelitian merupakan “rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data
agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta sistematis dengan tujuan
penelitian itu” (Nasution, 2004: 23).
Sedangkan menurut Suharsimi
(1988 : 44) mengatakan bahwa desain penelitian adalah “rencana
atau rancangan yang dibuat oleh peneliti sebagai ancer-ancer kegiatan yang akan
dilaksanakan”.
Desain penelitian yang peneliti gunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, karena sesuai dengan apa yang
dikatakan oleh Suharto (1988 : 44) bahwa “penelitian kuantitatif bertujuan
untuk membuktikan teori, menunjukkan pengaruh antar variabel dan membuat
prediksi.
Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif karena
sesuai dengan masalah yang akan diteliti dan data-data yang akan dikumpulkan
merupakan data yang berupa angka, selanjutnya di tabulasi dalam bentuk tabel
yang disediakan.
Dengan memakai pendekatan kuantitatif dapat
memberikan hasil penelitian yang reabilitas atau valid sehingga kesimpulannya
dapat berlaku untuk semua populasi dalam obyek penelitian ini.
B. POPULASI
DAN SAMPEL
1. Populasi
Populasi
adalah ”semua subjek atau objek sasaran penelitian” (Supardi, 2006: 27).
Sedangkan menurut pendapat lain, populasi merupakan ”keseluruhan subjek
penelitian” (Suharsimi, 2013: 173). Pendapat
lain juga mengatakan bahwa :
“Populasi adalah seluruh sumber data yang memungkinkan memberi informasi
berguna bagi masalah penelitian. Populasi, maknanya berkaitan dengan elemen,
yakni unit tempat diperolehnya informasi. Elemen tersebut bisa berupa individu,
keluarga, rumah tangga, kelompok sosial, sekolah, kelas, organisasi dan
lain-lain. Dengan kata lain populasi adalah kumpulan dari sejumlah elemen
(Sudjana, 2001 : 84) .
Dari
pengertian di atas, dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah
keseluruhan dari subyek yang diteliti, bisa berupa individu, sekolah, kelas,
organisasi dan lain-lain yang menjadi subyek penelitian. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Suharsimi (1998 : 120) yaitu : Apabila subyeknya kurang dari
100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi, jika suyeknya besar dapat diambil 10-15 % atau 20-25 % atau lebih,
tergantung setidak-tidaknya dari :
a.
Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu,
tenaga dan biaya.
b.
Sempit luasnya wilayah pengamatan setiap
subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.
c. Besar
kecilnya resiko ditanggung oleh peneliti.
Berdasarkan teori
diatas, maka populasinya di ambil semua. Jadi, populasi keseluruhannya adalah
50.
2. Sampel
Sampel
adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti” (Suharsimi, 2013: 174). Sedangkan menurut
pendapat lain sampel adalah “Sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki populasi tersebut” (Sugiyono, 2006: 55).
Dari
pendapat di atas dipahami bahwa sampel adalah “sebagian atau wakil dari
individu yang menjadi objek penelitian”. Dalam penelitian ini karena populasi
kurang dari 100 orang siswa maka semuanya dijadikan sampel penelitian.
C. INSTRUMEN
PENELITIAN
Instrumen adalah alat untuk memudahkan dan
memeprlancar penelitian. Penelitian menggunakan beberapa instrumen dalam
mengumpulkan data yaitu observasi, interview, angket dan dokumentasi.
1. Observasi
Metode observasi adalah
“usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistimatis dengan
prosedur yang terstandar. Tujuan pokok dari observasi adalah mengadakan
pengukuran terhadap variabel” (Suharsimi, 2013 :223). Metode observasi
digunakan untuk memperoleh data tentang gejala-gejala atau fenomena-fenomena
yang terjadi di lapangan sehubungan dengan pelaksanaan pembelajaran bidang
studi pendidikan agama Islam dan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian.
2. Wawancara
/ Interview
a. Interview
terpimpin, yaitu interview yang dilakukan oleh pewawancara dengan membawa
sederetan pertanyaan lengkap dengan terperinci seperti yang dimaksud dalam
interview struktur.
b. Interview
bebas terpimpin, yaitu kombinasi antara interview bebas dengan interview
terpimpin (Arikunto, 1997 : 145-146).
Suharsimi Arikunto (2013 : 198), menyebutkan bahwa
“Interview yang sering disebut juga wawancara atau kuesioner lisan adalah
sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari
terwawancara”. Dalam metode wawancara ini peneliti menggunakan wawancara atau
interview bebas terpimpin, yaitu pewawancara membawa pedoman yang bentuknya
berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang hanya merupakan garis besar tentang
hal-hal yang akan ditanyakan. Metode ini digunakan untuk memperoleh data
tentang profesionalisme guru dan mental belajar siswa.
3. Angket
/ Kuesioner
Angket atau kuesioner
adalah “sejumlah pertanyaan-pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal
lain yang diketahui”. (Suharsimi, 2013: 194). Instrumen angket digunakan untuk
mendapatkan data tentang pengaruh status ekonomi orang tua terhadap hasil
belajar siswa. Angket akan disusun dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang akan
diisi oleh siswa dengan menggunakan 4 (empat) option yaitu a, b, c dan d.
Masing-masing option diberi skor, jawaban a diberi skor 4, jawaban b diberi
skor 3, jawaban c diberi skor 2 dan jawaban d diberi skor 1.
4.
Dokumentasi
Dokumentasi
adalah metode pengumpulan data yang bersumber pada dokumen atau catatan
peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan dokumentasi jenis chek list, dimana penulis tinggal memberikan
tanda atau tally terhadap pemunculan data yang penulis kumpulkan.
Metode
dokumentasi diperlukan sebagai metode pendukung untuk mengumpulkan data, karena
dalam metode ini dapat diperoleh data-data histories, seperti sejarah
berdirinya Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Sumbawa Besar, visi dan misi
sekolah, daftar guru, daftar siswa, dokumen seperti jurnal, agenda, serta data
lain yang mendukung penelitian ini. Metode ini penulis tujukan kepada bagian
tata usaha, karena berkaitan langsung dengan keadministrasian.
D. TEKHNIK
ANALISIS DATA
Berdasarkan masalah, tujuan dan hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini, maka tekhnik analisis data yang digunakan adalah
tekhnik analisis statistik dengan mengguanakan rumus “Product moment” sebagai
berikut :
rxy =
Dimana :
rxy :
Koefien korelasi antara x dan y
Sxy : Product dari x dan y
N :
Banyaknya responden (sampel)
Sx : Variabel x
Sy : Variabel y
Sx2 : Kuadrat dari x
Sy2 : Kuadrat dari y (Suharsimi,
2013 : 213)
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A.
GAMBARAN
UMUM MTS NW SAMAWA
1. Sejarah Berdirinya MTs NW Samaawa
Umumnya Yayasan Pondok Pesantren lahir
karena sadar akan kewajiban dakwah Islamiyah, artinya kewajiban menyebarkan
agama Islam sekaligus mencetak kader-kader muballig. Setelah selesai menuntut
ilmu, para santri menyadari bahwa mereka memikul tugas masu’liyat al-balag
al-mubin, yaitu kewajiban mengajarkan dan menyampaikan dakwah Islamiyah
kepada masyarakat luas.
Motivasi inilah yang menyebabkan pesantren
tumbuh dan tetap tangguh menghadapi aneka perubahan maupun tantangan dalam
kehidupan. Hal tersebut ditambah dengan tekat pesantren untuk membangun negara
dan mencerdaskan bangsa. Hal ini harus diakui karena pesantren merupakan sub
kultur pendidikan khas Indonesia dan telah ada sebelum kemerdekaan.
Yayasan Pondok Pesantren NW Samawa
didirikan pada tahun 2000 melalui akta notaris Drs. Joko Depro Yuwono, SH
Notaris/PPAT di Sumbawa Tanggal 06 Desember 2000 nomor 11. Berdirinya Yayasan
Pondok Pesantren NW Samawa atas ide sejumlah tokoh yang ada di sekitarnya
sebagai jawaban terhadap kebutuhan masyarakat akan lembaga pendidikan keagamaan
pada saat itu.
Penamaan pondok Pesantren NW Samawa
diberikan oleh Para pendirinya. Tujuan pendirian pondok pesantren sama dengan
tujuan pendirian pondok pesantren pada umumnya. Namun karena para pendiri
pondok pesantren adalah alumni pondok pesantren NW yang lekat dengan doktrin
teolog sunni atau ajaran Ahlu Al-Sunnah wa al- jama’ah maka dapat
dipastikan bahwa pendirinya juga sebagai manifestasi usaha keras demi
memelihara pandangan yang sudah diyakini masyarakat versi Ahli Sunnah wa
al-jama’ah, yang atas pandangan itu praktek-praktek ritual masyarakat dapat
ditegakkan, berjuang demi kelestariannya dan memikulnya kepada
generasi-generasi berikutnya.
Sebagai suatu lembaga pendidikan yang
hidup dalam masyarakat yang dinamis dituntut untuk menyesuaikan diri dengan
dinamika masyarakat yang ada. Hal ini sejalan dengan tujuan pendirian pondok
pesantren untuk membangun masyarakat dan bangsa, dengan memberikan kesempatan
pada masyarakat untuk belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Oleh karena
itu, sejak awal berdirinya Yayasan Pondok Pesantren NW Samawa terus
meningkatkan kualitas out-put dengan memperluas cabang ilmu yang diajarkan.
Disamping kualitas tenaga pengajar terus
menerus ditingkatkan melalui pendidikan formal dan non formal, serta melalui
penyediaan sarana dan prasarana pendukung yang lebih baik, seperti
perpustakaan, laboratorium, komputer serta perangkat keras lainnya. Adapun
Madrasah Tsanawiyah NW Samawa merupakan salah satu penyelenggaraan pendidikan
dilingkungan Yayasan Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan Samawa Madrasah
Tsanawiyah ini dibuka pada tahun 2001.
Madrasah Tsanawiyah NW Samawa sejak dibuka
sampai dengan sekarang.di pimpin oleh Lahmuddin, M.Pd.I Madrasah Tsanawiyah NW
Samawa Desa Labuhan Sumbawa Kecamatan
Labuhan Badas Sumbawa Besar yang dibuka pada tahun 2001 ini merupakan salah
satu penyelengara pendidikan dilingkungan Yayasan Pondok Pesantren NW Samawa
Desa Labuhan Sumbawa Kecamatan Labuhan Badas Sumbawa Besar.
Madrasah Tsanawiyah NW Samawa Kecamatan Labuhan Badas Sumbawa Besar yang
dibuka pada tahun 2001 ini merupakan salah satu penyelengara pendidikan
dilingkungan Yayasan Pondok Pesantren NW Samawa Desa Labuhan Sumbawa Kecamatan
Labuhan Badas Sumbawa Besar.
Madrasah ini memperoleh status
terakriditasi dari SK. DEPARTEMEN AGAMA KANWIL PROVINSI NUSA TENGGARA
BARAT Nomor : 12/Akr.MTs/B/I/2007/, tanggal 11 Januari 2007. dan Nomor akte
dengan nama organisasi Dan kini MTs NW Samawa Sumbawa Besar telah
terakreditasi dengan nilai “B”.
Madrasah Tsanawiyah NW Samawa Sumbawa Besar merupakan salah satu wujud
harapan masyarakat Sumbawa dan sekitarnya. Pengadaan lokasi maupun bangunan
merupakan usaha keras masyarakat yang diperakarsai dan dipimpin oleh para
tokoh-tokoh masyarakat lainnya. Oleh karena itu status kepemilikan semua aset
dilingkungan Madrasah adalah amal jariah dari masyarakat.
2. Letak
Geografis MTs NW Samawa
MTs NW Samawa Sumbawa Besar berlokasi
di jalan Jl. Chendrawasih No 50 A
Desa Labuhan Kecamatan Labuan Badas Kabupaten Sumbawa Propinsi Nusa Tenggara
Barat, merupakan daerah yang strategis, dan lokasi sekolah juga didukung oleh
akses transportasi yang sangat mudah, sehingga siswa dan guru dengan mudah
menjangkaunya, dengan batas wilayah sebagai berikut :
a.
Tanah
dan Halaman
Tanah madrasah sepenuhnya milik Yayasan Pontren NW
Samawa, Sekitar madrasah dikelilingi
oleh :
- sebelah Selatan :
Asrama Putri Pondok Pesantren NW Samawa
- sebelah timur :
Kantor Penyuluh Hutan Batu Lanteh
- sebelah utara :
MTs NW Samawa
- sebelah barat : Kantor Dinas Kehutanan Kab.
Sumbawa
b.
Gedung
Madrasah
Bangunan madrasah pada umumnya dalam kondisi baik,
meskipun banyak yang harus diperbaiki karena bocor dan jumlah ruang kelas yang
masih kurang memadai.
3.
Visi, Misi, Tujuan dan Indikator
MTs NW Samawa
Dalam menyusun
Visi, Misi, Tujuan dan Indikator pihak lembaga mempertimbangkan potensi
yang dimiliki kebutuhan dan harapan masyarakat pengguna dan yang dilayani
madrasah karena itu dirumuskan dengan kalimat yang mengandung filosofis, khas
dan mudah diingat.
1.
Visi
MTs NW Samawa
Terkait
dengan hal tersebut di depan maka Visi Madrasah Tsanawiyah NW Samawa adalah :“Berimtaq
dan Unggul dalam Prestasi“. Visi
ini menjiwai seluruh
komponen dan warga Madrasah untuk meraih tujuan jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang.
2.
Misi
MTs NW Samawa
Untuk
mencapai visi tersebut di depan, MTs NW Samawa melaksanakan misi sebagai
berikut :
2.1. Melaksanakan
pembelajaran dan bimbingan secara efektif untuk menumbuh kembangkan bakat dan
minat siswa sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optimal sesuai dengan
potensi yang dimiliki
2.2. Menumbuh
kembangkan semangat berprestasi pada seluruh warga sekolah
2.3. Menumbuhkan
penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama
2.4. Menerapkan
manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh stakeholder sekolah
2.5. Meningkatkan
profesionalisme guru dan staf tata usaha sehingga dapat melakukan aktivitas
dengan professional
2.6. Meningkatkan
daya dukung sarana dan prasarana sehingga proses belajar mengajar berjalan
lancar dan efektif.
2.7. Menciptakan
suasana yang kondusif dan harmonis, sehingga program kerja sekolah dapat
dilaksanakan dengan optimal.
3.
Tujuan
Berdasarkan
visi dan misi di atas, maka dapat dirumuskan tujuan sekolah yang ingin dicapai
tahun pelajaran 2015/2016 sebagai berikut:
a.
Siswa lulus 100%
b.
Mampu bersaing melanjutkan kejenjang
pendidikan diatasnya dengan prosentase 70% diterima di MA/SMA/SMK Negeri.
c.
Memiliki tim olahraga pada tingkat
cabang (takrow, bulu tangkis, atletik) yang mampu menjadi finalis tingkat
Kabupaten
d.
Memiliki tim kesenian dan budaya yang
mampu tampil menjadi finalis tingkat Kabupaten
e.
Memiliki tim keagamaan (Tilawatil
Qur’an, Tahfiz, Pidato) yang mampu tampil menjadi finalis tingkat Kabupaten.
f.
Memiliki tim KSM (Matematika, Fisika,
Biologi) yang mampu tampil menjadi finalis tingkat Kabupaten.
g.
Memiliki siswa-siswa yang berahlak
mulia, sopan santun dan saling menghargai.
4.
Indikator
:
Indikator
yang diharapkan oleh MTs. NW Samawa adalah terciptanya Siswa dan alumni :
a.
Berprestasi dalam perolehan nilai UAN
b.
Mampu bersaing melanjutkan ke jenjang
pendidikan di atasnya.
c.
Berprestasi dalam kegiatan olahraga
d.
Berprestasi dalam kegiatan seni dan
budaya
e.
Berprestasi dalam kegiatan keagamaan
f.
Berprestasi dalam kegiatan KSM
g.
Berahlak mulia, sopan santun dan saling
menghargai
4. Struktur
Organisasi MTs NW Samawa
Dalam
melaksanakan proses belajar mengajar di MTs NW Samawa Sumbawa Besar terdapat
struktur organisasi yang berfungsi mengola sekolah sehingga visi-misi MTs NW
Samawa Sumbawa Besar dapat terwujud. Struktur organisasi lembaga Pendidikan MTs
NW Samawa Sumbawa Besar adalah sebagai berikut :
Struktur
Organisasi
Madrasyah
Tsanawiyah Nahdlatul Wathan
Samawa
Sumbawwa Besar Tahun Pelajaran 2016/2017
KTU
SADIKIN, S.Pd
|
UR. HUMAS
MASUJI RATU, S.Ag
|
UR. KESISWAAN
SALEHUDDIN, S.Pd.I
|
UR. KURIKULUM
AYATI SAPTA UTAMI, S.SI
|
GURU
|
SISWA
|
KOMITE
MARZOAN, QH, S.Pd.I
|
KEPALA MADRASYAH
LAHMUDIN, M.Pd.I
|
5. Keadaan Sarana dan Prasarana MTs NW Samawa
sarana
dan prasarana merupakan faktor yang sangat penting untuk menunjang kelancaran
proses belajar mengajar. Keadaan sarana dan prasarana MTs NW Samawa adalah
sebagai berikut:
Tabel
01
Keadaan
Sarana Dan Prasarana MTs NW Samawa
No.
|
Nama Ruang
|
Jumlah Ruang
|
Keadaan Ruang
|
Keterangan
|
||
Baik
|
Rusak Ringan
|
Rusak Berat
|
||||
1
|
Ruang Kepala Madrasah
|
1
|
1
|
*Ruangan milik STIT NW Samawa
Jumlah Ruang Kelas Kurang Memadai
|
||
2
|
Ruang Tata Usaha
|
1
|
1
|
|||
3
|
Ruang Guru
|
1
|
1
|
|||
4
|
Ruang Kelas
|
6
|
1*
|
2
|
3
|
|
5
|
Ruang Lab. Komputer
|
1
|
1
|
|||
6
|
Ruang Perpustakaan/BK
|
1
|
1
|
|||
7
|
Ruang Lab. MIPA
|
1
|
1
|
|||
8
|
Masjid
|
1
|
1
|
|||
9
|
WC Guru
|
1
|
1
|
|||
10
|
WC Siswa
|
3
|
3
|
|||
a.
Keadaan Siswa
Dalam proses belajar mengajar, siswa menduduki
peran yang sangat penting, karena dalam prosesbelajar mengajar siswalah yang
akan menjadi tolak ukur berhasil tidaknya proses belajar mengajar. Oleh karena
itu keadaan dan peran aktif siswa mutlak diperlukan dalam proses pembelajaran.
Adapun data jumlah siswa MTs NW Samawa Tahun
Pelajaran 2016/2017 orang, dengan
perincian sebagai berikut :
Tabel 02
Data Jumlah Siswa / Siswi MTs NW Samawa
Sumbawa Besar Tahun Pelajaran
2016/2017
Kelas
|
L
|
P
|
Jumlah
|
VII
|
45
|
55
|
100
|
VIII
|
33
|
42
|
75
|
IX
|
30
|
40
|
70
|
Jumlah
|
108
|
137
|
245
|
b.
Keadaan
Guru/Pegawai
Guru adalah orang yang bertanggung jawab dalam
pelaksanaan proses belajar. Guru berkewajiban menyajikan dan menjelaskan materi
pembelajaran, membimbing dan mengarahkan siswa ke arah pencapaian tujuan
pengajaran yang telah di rencanakan, dalam hal ini dibutuhkan kemampuan dan
profesionalisme guru dalam melaksanakan tugasnya.
Berikut ini akan dikemukakan keadaan guru MTs NW
Samawa berjumlah 25 orang.
Tabel 03
Data Guru Dan Pegawai MTs NW Samawa
No.
|
Nama Guru
|
Status
|
Pend. Terakhir
|
Mata Pelajaran yang
Diajarkan
|
Jabatan
|
1
|
Lahmuddin, M.Pd.I
|
PNS
|
S.2
|
Aqidah Akhlak
|
Kepala Madrsah
|
NIP.
19781231 200501 1 14
|
|||||
2
|
Bakri Nursyahid, S. Pd.I
|
GKD
|
S.1
|
Mulok Tajwid
|
Pembina Pondok Berasrama
|
3
|
Dra. Banriati
NIP.
19671226 1994032002
|
PNS
|
S.1
|
Matematika
|
-
|
4
|
Masuji Ratu, S.Ag
NIP.197106051997032002
|
PNS
|
S.1
|
Fiqih
|
Wakamad Kurikulum
|
5
|
Syariah Diniah, S.Pd.I
NIP.
1979 0104 2006042002
|
PNS
|
S.1
|
IPA Terpadu
|
- Kepala Lab. IPA
- Pembina KSM
- Wali Kelas IX A
|
6
|
Saluhi, S.Pd
NIP.
197904022007102005
|
PNS
|
S.1
|
IPS Terpadu
|
Wali Kelas IX B
|
7
|
Ayati Sapta Utami, S.Si
NIP.
198004192007102003
|
PNS
|
S.1
|
IPA Terpadu
|
- Wali Kelas VII A
|
8
|
BQ. Herlianti, S.Pd
NIP.
198012272007102007
|
PNS
|
S.1
|
Bahasa Inggris
|
Wali Kelas VII B
|
9
|
Supiyati, S.Pd.I
NIP.
198002142007102003
|
PNS
|
S.1
|
Seni Budaya
Prakarya
Mulok KeNWan
& Khot Imla'
Mulok Budaya
Derah Sumbawa
|
Wali Kelas VIII Pa
|
10
|
Salehudin, S.Pd.I
|
GKD Impasing
|
S.1
|
Al-Qur'an
Hadist
|
Wakamad Kesiswaan
|
11
|
Maskendi, S.Pd
NIP.
19761110 200710 2005
|
PNS
|
S.1
|
Bahasa
Indonesia
BP
|
Kepala Perpustakaan
|
12
|
Dra. Rosdiani
|
GKD Impasing
|
S.1
|
TIK
|
Pembina OSIS
Wali Kelas VIII Pi
|
13
|
Marzuki, S.Pd
|
GTT
|
S.1
|
Penjaskes
|
Pembina Olahraga
Berprestasi
|
14
|
Ulfah Azizah, S.Pd.I
|
GTY
|
S.1
|
SKI
BP
|
Pembina Imtaq
|
17
|
M. Abd. Syaifuddin S.Pd
|
GTY
|
S.1
|
Penjaskes
|
-
|
18
|
Muh. Junaidi, S.Pd.I
|
GTY
|
S.1
|
Akidah Akhlak
|
-
|
19
|
Muh. Marjan Saleh, S.Pd.I
|
GTY
|
S.1
|
Akidah Akhlak
|
Bendahara Madrasah
|
20
|
Huswatun Hasanah, S.Pd
|
PTY
|
S.1
|
Bahasa Inggris
Bahasa
Indonesia
|
Pembina Imtaq
|
21
|
A.A. Mirita, S.Pd.I
|
GTY
|
S.1
|
Bahasa Arab
BP
|
Pembina Pramuka
Pembina Imtaq
|
22
|
Nopi Diansari, S.Pd.I
|
GTY
|
S.1
|
BP
|
Pembina UKS
|
23
|
Sadikin, S.Pd
|
PTY
|
S.1
|
-
|
Kepala Tata Usaha
Pembina Paskibra
|
24
|
Husnul Khotimah, SP.d
|
GTTY
|
S.1
|
Matematika
|
-
|
25
|
Andi Musli Gau, S.Pd
|
PTY
|
S.1
|
PKn
|
Pembina PMR
Staff Tata Usaha
|
B.
PENGARUH
METODE MENGHAFAL TERHADAP ASPEK KOGNITIF SISWA KELAS VIII PADA MATA PELAJARAN
AL-QUR’AN HADITS MADRASAH TSANAWIYAH NAHDLATUL WATHAN SAMAWA
Untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh metode
menghafal terhadap peningkatan aspek kognitif siswa pada mata pelajaran
Al-Qur’an Hadits kelas VIII MTs NW Samawa, maka penulis menggunakan metode
angket. Data yang diperoleh dari metode angket ini bersifat informal dengan ciri
khusus memiliki jarak yang sama antara satu dengan yang lainnya. Sebab jawaban
dari anngket ini berjenjang tiga jawaban, antara lain: Positif, Netral dan
Negatif. Adapun skor nilai dari jawaban positif (a) adalah 3. Jawaban netral
(b) adalah 2. Jawaban negatif (c) adalah 1.
Demikian adalah tabel dari angket sebagai
berikut :
HASIL ANGKET PENELITIAN
USAHA SENDIRI BUAT TABELNYA
BAB V
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian
diatas dan hasil penelitian, demikian pula setelah diadakan pengujian hipotesis
yang diajukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
Metode menghafal
memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan aspek kognitif pada mata
pelajaran Al-Qur’an Hadits siswa kelas VIII Madrasyah Tsanawiyah Nahdlatul
Wathan Samawa pada tahun pelajaran 2016/2017.
B. SARAN-SARAN
1. Dalam
metode menghafal hendaknya harus lebih diperhatikan penerapannya agar mempunyai
pengaruh yang cukup besar terhadap aspek kognitif. Jika tidak bisa memperbaiki
penerapannya, maka hendaknya memakai metode lain dalam penyampaian pelajaran
yang mampu memberikan pengaruh yang lebih baik bagi perkembengan kognitif.
2. Dalam
kegiatan belajar mengajar, hendaknya lembaga Madrasyah Tsanawiyah Nahdlatul
Wathan Samawa juga memperhatikan aspek kognitif siswa, tidak hanya guru
menyampaikan pelajaran tanpa memperdulikan sejauh mana peserta didik mampu menyerap
pelajaran yang telah diberikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi, 2006. Prosedur penelitian :
suatu pendekatan praktek,Jakarta: Rineka Cipta.
Ahmadi,
H. Abu dan Widodo Supriyono. 2004.
Psikologi Belajar, Jakarta:Rineka Cipta.
Ammur,
Ali Muhdi (Ed). 2007. Konfigurasi Politik
Pendidikan Nasional, Jogyakarta : Fustaka Fahima
Ahmadi,
Abu dan Joko Tri Prasetya. 2005. SBM
(Strategi Belajar Mengajar) Bandung : Pustaka Setia.
Baharuddin.
2010. Psikologi Pendidikan : Refleksi
Teoritis Terhadap Penomena, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Chear,
Abul 2003. Psikolinguistik : Kajian
teoritik, Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Hurlock,
Elizabeh B. 1993. Psikologi Perkembangan
: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan, Jakarta : Penerbit
Erlangga.
Komaruddin,
Ukim dan M. Sukardjo. 2009. Landasan
pendidikan : konsep dan aplikasinya, Bandung: Rajagrafindo Persada.
Margono,
S. 2005. Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta
: PT. Rineka Cipta.
Marzuki,
2002. Metodologi Riset, Jogjakarta : PT.
Prasetia Widya Pratama.
Sobur,
Alex. 2003. Psikologi Umum, Bandung :
CV. Pustaka Setia.
Sukardi,
2005. Metodologi penelitian pendidikan :
Kompotensi dan Praktiknya, Jakarta: Bumi Aksara.
Suryabrata,
Sumadi, 2006. Metodologi Penelitian, Jakarta
: PT. Raja Gropindo Persada.
Tafsir, Ahmad, 2005. Ilmu
Pendidikan Dalam Persfektif Islam, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Undang-Undang
Sisdiknas, 2003.Undang–undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003
Riyanto, Yatim. 2006. Pengembangan
Kurikulum dan Seputar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), IKAPI :
Universiti Press.
Notoadmojo, S, 2005. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Kusuma, A.D. (1973). Pengantar
Ilmu Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional
Sahertian, Piet A.
2000., Konsep Dasar dan Tehnik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Mengembangkan
Sumber Daya Manusia
Zuhaerani, 1983. Metodik
Khusus Pendidikan Agama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar